Seol-Ah bertemu lagi dengan Dana yang pergi ke Glacia untuk menghantarkan angin.

Dana memutar bola matanya lalu bertanya balik kepada Seol-Ah, “Ratu Es memintamu untuk pergi ke masa lalu kemudian menemuinya di sana…? Kalau begitu kamu harus menaiki mesin waktu, tetapi aku tidak bisa membuatnya.”

Seol-Ah merundukkan kepalanya lalu bertanya kepada Dana, “Kalau begitu, aku harus bagaimana? Padahal Ratu Es ingin menghancurkan Opalnya…”

Dana berpikir keras lalu berkata dengan ragu-ragu, “Hmm… Aku ada satu teman yang ahli di bidang perjalanan waktu. Tetapi dia… orangnya agak lain jadi kamu harus hati-hati. Aku akan ikut bersamamu.”

Seol-Ah pun pergi menuju komplek peneliti di Glasburg bersama Dana. Lalu di sudut komplek, mereka mendatangi sebuah rumah yang nampak aneh dan membuka pintunya.

Mereka menaiki tangga ditemani suara gemericik dan suara seseorang yang antusias. “Aha! Siapakah ini? Bukankah ini Dana yang dahulu kala melarangku berbuat masalah tapi dialah yang berbuat masalah dan pergi itu? Siapakah orang di belakangnya, apakah kau membawa marmut? Semakin banyak marmut, semakin bagus!”

Dana menutup mulut Seol-Ah lalu ia yang angkat bicara. “Tidak, dia bukan marmut. Tapi ia datang kemari karena tertarik dengan perjalanan waktu,” jawabnya. “Dia… si pembuat masalah yang terkenal di Glasburg, namanya Dasom,” sambungnya sambil berbisik kepada Seol-Ah.

Dasom melihat Seol-Ah dari kepala hingga kaki lalu berkata. “Oh, orang seperti ini tertarik pada ilmu pengetahuan ya. Apa yang ingin kamu lakukan?”

Seol-Ah berkata kepada Dasom yang memandanginya, “Aku ingin pergi ke 500 tahun lalu dan menemui Ratu Es. Ada hal yang ingin kusampaikan.”

Dasom bertepuk tangan dengan keras lalu meletakkan tangannya di keningnya. “Wah! Hal hebat apa tuh wkwk. Baiklah. Justru aku suka karena tu sa~ngat random. Biasanya orang mau ke masa lalu tuh supaya jadi tajir lah, atau alasan lain yang di luar nurul tau gak…? Ayo lah kita coba.”

Dasom yang antusias itu pergi ke meja, menuangkan kopi dan memberinya masing-masing segelas kepada Dana dan Seol-Ah. “Nah! Minumlah kopinya, dia bakal ngasih efek yang bagus buat perut kalian. Soalnya perjalanan waktu bikin perut gak enak. Jadi lebih baik minum sekarang.”

Seol-Ah melihat Dasom hanya meminum setengah gelas kopi lalu bertanya, “Kenapa Dasom tidak meminum semua kopinya?”

Dasom tersenyum kecil lalu menjawab sambil menekan tombol operasi mesin waktu itu. “Sebenarnya aku gak kuat minum kafein, kalau diminum semuanya bakal gak bisa tidur. Sudah siap kan? Ayo pergi!”

Di Istana Es di Glacia, Aurora menatap wanita berambut merah seperti berapi itu sambil berkata, “Jelas-jelas saat itu kau menghilang setelah menyerahkan Opal kepadaku, Veronica?”

Veronica yang dahulu kala menguasai Glacia yang dihujani badai salju itu perlahan berbalik badan lalu berkata kepada Aurora, “Sudah lama tidak berjumpa, Aurora? Tidak bisakah kau menyambutku dengan lebih gembira?”

Tanpa mendengarkan Veronica, Aurora bertanya balik, “Tetapi…? Bagaimana bisa kau muncul kembali…?”

Veronica tertawa mendengar pertanyaan Aurora, setelah itu ia menenangkan diri dan menjawab, “Hmm… Aku mencoba bertaruh sedikit. Opal ini punya kemampuan untuk menyerap kehangatan. Mungkin Glacia membeku sejak aku memindahtangankan Opalnya kepadamu…”

Aurora memotong ucapan Veronica, “Kalau begitu, pada akhirnya, apakah Opal ini akan menyerap kehangatan kita dengan Glacia sebagai harta bendanya?”

Veronica menjawab setelah berpikir sejenak “Benar. Saat kalian mengetahuinya lalu menghancurkan Opal itu, semuanya akan menjadi kacau. Untungnya aku berhasil pada taruhan atas Glacia. Terima kasih sudah menjaga Glacia untukku, Aurora.”

Saat itu, suara derap kaki yang tergesa-gesa menaiki tangga Istana Es terdengar.

“Apakah disini! Benarkah ini tempat dimana Ratu Glacia berada?!” kedua Ratu menatap kosong Seol-Ah, si tamu tak diundang yang menerobos masuk.

Aurora yang kembali sadar berteriak kepada Seol-Ah, “Kau yang disana! Aku akan menahannya di sini, bagaimanapun caranya kembalilah ke masa lalu! Lalu apabila kau bertemu denganku di masa lalu, pastikan untuk menyuruhnya untuk menghancurkan Opalnya!”

Veronica berkata kepada Seol-Ah yang bingung. “Hmm…? Apakah mungkin? Menurutmu, aku dan Aurora, hitam atau putih, siapa yang akan menang? Pergilah dan cari tahu bagaimana pertarungan itu berlangsung!”

Walau Seol-Ah kebingungan karena tugas yang mendadak diberikan padanya, demi Glacia yang menjadi tujuan perjalanan pertamanya, ia kembali pergi berlari untuk mencari satu-satunya ilmuwan yang ia ketahui, Dana, agar bisa pergi ke masa lalu.

“Berhenti di sana… kalian sekarang tidak bisa melangkah maju. Untuk apa kalian ingin menemui Yang Mulia Ratu? Katakan yang sebenarnya.” Kane muncul secara diam-diam lalu mencegat rombongan Seol-Ah dengan belatinya.

“Saya hanya ingin bertanya kepada Ratu tentang alasan mengapa Glacia semakin membeku, itu saja. Wind Sage berkata bahwa Ratu mengetahui alasannya, oleh karena itu saya ingin menanyainya langsung.” jawab Seol-Ah dengan tenang dan dingin kepada Kane.

“Hanya dengan alasan itu saja? Sama sekali tidak bisa dimengerti. Pasti ada niat tersembunyi.” Kane bergerak sambil mengarahkan belatinya ke hadapan Seol-Ah.

Saat itu, seorang gadis mengarahkan musketnya kepada Kane lalu berkata dengan suara yang pelan.

“Tidak, anak itu tidak menunjukkan ekspresi bohong. Mereka semua tidak sepertimu yang memiliki hati yang berhati gelap.”

“Eh? Padahal aku sudah bersembunyi, sejak kapan kau mengikutiku? Dominy… bukankah kau seharusnya melindungi Yang Mulia? Lalu siapa yang akan melindungi Yang Mulia?” ujar Kane sambil berbalik ke arah suara Dominy.

“Yang Mulia tidak selemah itu. Ia sudah mampu menjaga dirinya dengan kekuatannya. Aku sengaja mengikutimu karena kurasa kau akan melakukan hal yang tidak diinginkan, ternyata itu benar,” dengan suara yang dingin, Dominy menggenggam erat musketnya dan menjawab Kane.

“Hah! Yang terpenting itu keamanan Yang Mulia Ratu yang menjaga Glacia. Semua orang tidak cukup. Kehendaknya yang berharga itu, ialah kehendak kita.” Kane melangkah ke arah Dominy sambil menghunuskan belatinya.

Terasa ketegangan yang tak biasa di antara Dominy dan Kane, di tengah kesunyian lapangan bersalju itu hanya terdengar suara langkah kaki.

“Tidak, justru yang kurang itu kau. Penghormatan yang buta itu tak lain hanyalah pemujaan yang berlebihan. Kau sendiri ingin melakukan apa demi Glacia?” ujar Dominy memecah kesunyian itu.

Dominy menarik pelatuk musketnya ke arah Kane yang berlari ke arahnya tanpa menjawabnya lalu ia berteriak ke arah Seol-Ah.

“Kau yang di sana! Kuharap kau menemui Yang Mulia Ratu dan mendapatkan jawabannya. Aku akan mengatasinya, segeralah pergi!”

“Terima kasih telah membantu kami! Tentu saja aku akan mendapatkan jawabannya…!” Seol-Ah dan rombongannya meninggalkan Dominy dan Kane yang bertarung, berlari ke arah Istana Es demi menemui Aurora.

Sementara itu, Istana Es kembali menampakkan wujudnya di tengah-tengah Glacia.

“Yang Mulia Ratu… silakan minum kopinya,” dengan suara yang pelan, pelayan itu meletakkan secangkir kopi di atas meja kecil di sebelah Aurora.

“Aku dengar ada seorang gadis yang berkelana ke seluruh Glacia untuk menemuiku,” ujar Aurora kepada pelayan itu sambil menatap kopi yang disajikan.

“Ya, saya juga mendengarnya. Kudengar ia berasal dari suku Snow Rabbit. Menurut kabar itu, ia ingin mengembalikan Glacia ke semula seperti saat Ratu Es sebelumnya berkuasa,” jawab pelayan itu sambil menuangkan susu hangat ke dalam kopi itu.

“Bukan salahku Glacia menjadi beku. Aku pun menjadi Ratu Es bukan karena aku menginginkannya. Kau pun mengetahuinya juga, Kane?” Aurora bertanya kepada ‘Kane’, pelayan yang melayaninya selama 200 tahun terakhir.

“Ya, saya mengetahuinya. Itu semua karena Ratu Es sebelumnya menyimpan kehangatan ke dapam opal itu. Saya mengetahuinya, tapi hampir tidak ada orang yang mengetahuinya,” jawab Kane sambil menyodorkan cangkir kopi itu ke dekat Aurora.

“Pergi dan temuilah gadis itu, ia mungkin berniat untuk merebut opal ini dan mengambil kehangatannya. Selama 200 tahun, telah diperhatikan dengan secercah harapan bahwa Glacia akan hangat kembali.” Aurora memindahkan cangkir kopi yang diberikan Kane ke sudut meja. 

“Tidak siapapun bisa menghindari ujung belati ini. Apabila ada yang berniat jahat… saya akan menghabisinya.” dengan ekspresi yang tegang, Kane mengambil cangkir kopi yang diletakkan Aurora itu.

“Tidak perlu bertindak sejauh itu… Cukup ketahui hal itu saja, demi masa depan Glacia ini,” ujar Aurora lalu berdiri dari singgasananya dan berjalan ke dekat jendela.

“Baiklah. Angin milik saya akan terus berembus demi Yang Mulia Ratu. Saya akan menjalankan perintah Anda,” Kane meninggalkan ruang singgasana Aurora dan kembali ke ruang pelayan.

Ia mengganti pakaiannya dan meninggalkan Istana Es. 

Apapun perintah yang diberikan Ratunya, ia selalu siap menjalankannya.

Setelah Glacia membeku, para penduduknya berkumpul di balai kota setempat. Sejak saat itu, artis-artis yang memikat hati mulai bermunculan.

“Sampai jumpa! Demikianlah penampilan dari Harmony~ Terima kasih telah datang hari ini~!”

Sebagai bintang ternama di Glacia, Harmony adalah orang yang paling sibuk dengan jadwal yang selalu penuh.

“Siapa gerangan yang membuat benda yang mengeluarkan angin dari panggung itu?” ujar seseorang yang menunggu di depan ruang tunggu artis setelah penampilan Harmony selesai.

“Saya tidak bisa memberi tahu karena ia adalah orang yang selalu memberi perhatian pada panggungku. Ngomong-ngomong, kamu siapa?” sahut Harmony.

“Aku Garam, Ratu Naga dari laut Timur. Dengan tulus aku tidak bermaksud untuk melukaimu. Namun, karena angin yang serupa dengan yang keluar dari panggungmu itu, lautan jadi berubah aneh,” ujar Garam sambil menggenggam kedua tangan Harmony, “Aku yakin ini pasti ada hubungannya dengan orang yang membuat alat itu! Aku harus bertemu dengannya,” sambung Garam.

“Tetapi, kita baru saja bertemu. Aku tidak bisa dengan mudah memberi tahu sesuatu tentang temanku kepada orang yang baru ditemui karena tidak bisa dipercaya. Aku akan memanggil petugas keamanan.” jawab Harmony dengan tenang setelah berpikir sejenak.

“Tunggu! Dia Blue Dragon temanku yang berharga. Kalau kamu memang artis yang telah menemui banyak orang, seharusnya kamu tahu ‘kan? Kami datang semata-mata hanya untuk bercerita… Mohon percayalah padaku!” Garam mengulurkan tangannya dengan terburu-buru lalu mengoper Blue Dragon yang bersembunyi di belakangnya kepada Harmony. 

Harmony yang telah bertemu banyak orang dan menyanyikan lagu yang penuh ketulusan bagai denyut nadi kehidupan itu memeluk Blue Dragon yang bergumul, ia bisa merasakan bahwa orang yang menemuinya itu tidak bermaksud jahat.

Dari ekspresi Garam, Harmony merasakan keputusasaan Garam yang ingin melindungi sesuatu yang berharga, seperti bagaimana ia menghargai Dana yang membuatkan panggung miliknya.

“Kalau begitu, mari pergi bersama. Tapi, dengan syarat kamu harus berdiskusi tanpa pertikaian, aku akan menunjukkan jalannya. Tanpa dia, ‘Cloud Stage’ milikku berakhir begitu saja. Dia adalah orang penting yang membuatkan panggung milikku.”

Dalam hatinya, Harmony merasa khawatir, namun sebagai artis idola dari Glacia yang terbiasa menemui banyak orang, ia memutuskan untuk mengikuti intuisinya. Karena selalu ada ketulusan dalam melindungi sesuatu yang berharga.

Laut di sebelah timur benua ini telah dijaga oleh Ratu Naga dan pengawalnya, Naga Biru, selama beberapa generasi. Garam, Ratu Naga muda, baru saja dinobatkan dengan restu Naga Biru.

“Naga Biru, tolong bersihkan air di sini, lumba-lumba tidak bisa melewatinya…? Aaaah! Terumbu karang runtuh! Cepatlah kembali!”

Meskipun dia canggung dan rawan kecelakaan sebagai Ratu Naga muda, Laut Timur memahami dan menyayanginya karena dia mencintainya dan sangat termotivasi.

Namun, suatu hari, Garam menyadari bahwa angin yang berhembus di laut Timur sangat berbeda dari biasanya.

“Suatu hari, aliran angin berbalik arah …. Ombaknya juga aneh.”

Naga Biru mengulurkan tangannya dan merasakan arus laut sejenak, lalu berkata kepada Garam.

“Saya menemukan bahwa seorang peneliti bernama Dana di benua Utara telah mengembangkan mesin untuk mengubah arah angin. Karena arah angin telah diubah oleh campur tangan manusia, ombak telah berubah dan laut menjadi aneh.”

Garam mendengarkan informasi yang disampaikan oleh Naga Biru dan berpikir sejenak sebelum berbicara.

“Efek kupu-kupu dari mesin yang dikembangkan peneliti itu pasti telah menyebabkan angin berubah dan aliran laut menjadi aneh. Mungkin dia tidak memiliki niat buruk seperti itu, tetapi perubahan kecil ini menyebabkan lautan ini menderita.”

Dan dengan mengibaskan tongkatnya, Garam melepaskan penghalang kabut yang menyelimuti lautan timur.

“Kabut ini akan mengganggu aliran angin yang diciptakan oleh mesin dan memberikan waktu bagi laut untuk menenangkan diri, tapi kita tidak bisa selamanya seperti ini. Saya harus pergi dan menemui Dana.”

Naga Biru mendengar kata-kata Garam dan menjawab Garam dengan ekspresi bingung.

“Tapi, benua Utara mungkin sangat dingin, dan itu mungkin sangat jauh.”

Garam memandang ke arah laut lepas sejenak, lalu menjawab Naga Biru dengan ekspresi tegas.

“Tidak apa-apa, ini yang harus kita lakukan untuk lautan ini.”

Garam bergerak dengan Naga Biru untuk menangkap angin yang berputar.

Di sebuah perpustakaan di pinggiran kota Dellingnoth yang telah hancur, setelah kutukan Gaia dan kelahiran hantu Melissa, seorang gadis muda membentangkan sebuah buku tua di lantai, berbicara pada dirinya sendiri dan membuat gambar-gambar aneh.

“Sudah pasti buku itu mengatakan bahwa inilah yang seharusnya dilakukan…”

Pada saat itu, gambar di lantai bersinar dan seekor kelinci kecil yang lucu terbatuk-batuk dan melompat keluar. Setelah melihat sekeliling, kelinci itu menatap gadis itu dan berkata dengan tegas.

“Uhuk, uhuk, uhuk… Kuharap kamu tidak menggambar lingkaran pemanggilan seperti ini … Aku mengalami kesulitan untuk menyeberang ke dunia lain … Akulah Chrono, iblis besar waktu, siapa kamu sehingga kamu berani memanggilku, dan untuk alasan apa kamu mencariku?

“Namaku Chrony, dan aku salah satu dari sedikit penduduk yang tersisa di desa ini, dan aku ingin mengembalikan waktu dan mencegah Melissa, wanita yang menghancurkan desa ini, agar tidak dilahirkan.”

Chrono berjalan berkeliling dan melihat sekelilingnya.

“Mmmmmmm… Ini agak membosankan, entah kenapa… Tapi kedengarannya menyenangkan…”

Melihat ‘Chrono’, yang memproklamirkan diri sebagai iblis waktu, terengah-engah, Chrony bertanya dengan mengejek.

“Ngomong-ngomong, apakah kamu benar-benar Iblis Besar Waktu ‘Chrono’ yang dikatakan buku itu? Kupikir kamu akan sedikit lebih menyeramkan, tapi sebenarnya kamu lebih imut dari yang kukira?”

“Tidak. Tidakkah kamu tahu bahwa ketika iblis turun ke dunia fana, mereka muncul sebagai domba atau kelinci?”

Chrony berkata pada Chrono, menyembunyikan senyum, meskipun dia merasa ejekannya berhasil.

“Kalau begitu buktikan padaku jika kamu memang Iblis Waktu, bisakah kamu mengirimku kembali ke masa lalu, Tuan Chrono yang ‘imut’?”

Chrono mendengus, membentangkan payung yang dibawa Chrony, memeriksanya, dan kemudian mengucapkan mantra.

“Jika aku mengayunkan payung ini, ilusi diriku akan keluar dan membawa kita ke masa lalu yang kita inginkan. hmmmm… Aku akan memberikan demonstrasi, agar kamu tidak panik dengan kekuatan benda ini!”

Chrono mengambil payung itu dan mengayunkannya, dan mereka menghilang seolah-olah mereka tidak pernah ada di sana.

Institut Glasburg dikenal jauh di luar Glacia sebagai pusat penelitian terbaik di benua ini. Ketika kepala peneliti, Dana, berhasil menciptakan generator angin yang dapat menerbangkan salju dan udara dingin, Glasburg dapat terbebas dari hawa dingin.

Banyak kota di Glacia yang mendengar desas-desus tersebut dan menginginkan generator angin tersebut, namun penguasa Glasburg, Schneider, adalah seorang yang dingin dan hanya peduli dengan wilayah kekuasaannya.

“Saya tidak bisa memberikan generator angin ke tempat lain selain Glasburg.”

Dana, yang ingin menyelamatkan orang-orang dari hawa dingin, merasa frustrasi dengan perintah Schneider, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan.

Lalu suatu hari, dua orang gadis datang ke laboratorium.

“Mereka mengatakan bahwa karena lab inilah kota ini lebih hangat daripada tempat lain,” kata Dana.

“Apakah Anda bisa meminjamkan salah satu generator angin Anda kepada kami?”

“Maaf, kami tidak bisa meminjamkan generator angin kecuali jika Anda berada di Glasburg…”

Seolah dan Bambina mencoba meyakinkan Dana.

“Kami akan pergi ke Aurora untuk menyelamatkan Glacia yang membeku.”

“Itu adalah tempat terdingin di Glacia, dan kami sangat membutuhkan generator angin.”

“Maksudmu, kamu bisa mengembalikan Glacia ke kondisi semula…?” Melihat ketulusan di mata para gadis itu, Dana mulai goyah.

“Kita semua tidak perlu menggigil kedinginan lagi…”

“Tentu saja! Aku akan mendapatkan Glacia-ku yang hangat kembali!” kata Dana, melihat tekad Seul, dan akhirnya melanggar perintah Schneider, ia meminjamkan kedua gadis itu generator angin kecil untuk membuat mereka tetap hangat.

“Ke mana pun kamu pergi, angin akan melindungimu.”

Setelah kedua gadis itu pergi, Dana mengambil generator angin tersebut tanpa sepengetahuan Schneider dan meninggalkan laboratorium Glasburg dengan penuh tekad.

“Hingga Glacia menjadi lebih hangat. Aku akan melindungi lebih banyak orang!”

Seol-Ah dan Bambina sekali lagi berada di dekat kota Glassburg, di perbatasan Glacia. Namun, tanpa sepengetahuan mereka, hantu Melissa, para Mist, mengejar mereka.

“Tangkap mereka yang menghancurkan desaku dan bawa mereka ke hadapanku.”

Atas perintah Melissa, para Mist mengobrak-abrik Glassburg untuk mencari Sulia dan Bambina, dan di sebuah rumah besar yang gelap di pusat kota, seorang wanita sedang diinterogasi.

“Apa…? Anjing-anjing hitam berbondong-bondong mengobrak-abrik kota? Orang bodoh pengecut mana yang melepaskan mereka ke tanah milikku?”

Dia menggelengkan kepalanya dengan jijik mendengar berita itu.

“Ya, Schneider… mereka mengatakan bahwa sekawanan anjing hitam, di bawah komando hantu bernama ‘Melissa’, sedang berkeliaran.”

Glasburg diperintah oleh ‘Family’, organisasi dari ‘Nyonya Cambuk’ Schneider.

Schneider adalah orang yang berhati dingin, tetapi dia selalu mengutamakan Family dan bekerja keras untuk melindunginya.

Merissa telah merusak kekuasaannya dan Keluarga.

“Semua orang baik di wilayah kekuasaanku dianggap sebagai keluargaku, tetapi siapa pun yang melanggar keluargaku dengan alasan apa pun akan ditindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku.”

Schneider menahan amarahnya sejenak, memejamkan mata untuk berpikir, lalu berbicara lagi.

“Tapi pertama-tama, lindungi orang-orang di kawasan ini. Kita tidak boleh membiarkan Melissa atau siapa pun untuk berkeliaran lebih jauh.”

Di bawah perintah Snyder, beberapa anggota Keluarga mengambil peralatan bantuan mereka dan bergegas keluar dengan anak buah mereka.

Schneider tiba-tiba mempertanyakan tentang hantu dan anjing yang mengobrak-abrik kota, tapi yang lebih penting baginya adalah fakta bahwa sekarang ada musuh di kota.

“Melissa… Jika kalian berkompromi dengannya, aku akan menganggap kalian semua sebagai pengkhianat. Biarkan mereka semua ingat, biarkan mereka tidak pernah melupakan dinginnya kota yang selalu bersalju…”

Schneider berjalan dengan cambuk di tangan, bersama para kapten aksi keluarganya, untuk memburu mereka yang telah mengganggu kawasan tersebut, untuk membuat mereka menyadari apa yang telah mereka lakukan pada kota yang ia cintai dan keluarganya.